
Bulukumba, 1 Juli 2025 – Kabupaten Bulukumba bersiap menyambut kembalinya Festival Pinisi untuk yang ke-15 kalinya, sebuah perayaan budaya bahari yang dijadwalkan berlangsung pada 11 hingga 13 September 2025. Festival ini kembali masuk dalam daftar 110 event unggulan nasional melalui program Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 yang digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Persiapan intensif telah dimulai dengan rapat koordinasi di Gedung Pinisi Bulukumba pada Selasa, 1 Juli 2025. Rapat ini dipimpin langsung oleh Bupati Bulukumba, A. Muchtar Ali Yusuf, didampingi oleh Ketua TP PKK sekaligus pemerhati budaya, Andi Herfida Muchtar. Pertemuan ini melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), komunitas seni, tokoh masyarakat, dan pelaku wisata, diinisiasi oleh Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Bulukumba.
Tahun ini, Festival Pinisi mengusung semangat baru: bukan hanya sekadar seremoni, melainkan panggung edukasi dan warisan sejarah yang hidup.
Visualisasi Sejarah dan Keterlibatan Lokal Jadi Fokus Utama
Kepala Desa Ara, Amiruddin, menyuarakan pentingnya visualisasi konkret sejarah pembuatan kapal pinisi. “Sudah saatnya Bulukumba punya miniatur atau bentuk kapal pinisi dari masa ke masa, bukan hanya sekadar foto atau dokumentasi. Selain menyelamatkan budaya, ini juga menjadi catatan sejarah yang akan dikenang anak cucu,” tegas Amiruddin. Ia berharap Festival Pinisi XV dapat memberikan makna dan kontribusi nyata terhadap pelestarian budaya maritim serta ekonomi lokal.
Senada dengan Amiruddin, tokoh pelestari budaya, Gaffar, mengungkapkan bahwa banyak peralatan tradisional pembuatan pinisi masih tersimpan di Desa Lembanna. “Masih ada beberapa peralatan para pembuat pinisi yang siap disimpan di museum,” ujarnya. Gaffar juga menyoroti kurangnya keterlibatan penuh para panrita lopi—ahli pembuat kapal—dalam program utama festival sebelumnya. Ia berharap tahun ini para panrita dapat dilibatkan secara lebih aktif untuk memperkenalkan teknik pembuatan kapal pinisi yang otentik, sehingga memberikan dampak positif bagi pariwisata dan ekonomi masyarakat.
Tantangan Infrastruktur dan Nilai Edukatif Festival
Meskipun persiapan berjalan positif, isu infrastruktur masih menjadi perhatian. Akses jalan menuju Pantai Mandala Ria, salah satu lokasi sentral festival, membutuhkan pembenahan demi kenyamanan pengunjung dan pelaku wisata.
Dalam arahannya, Bupati Bulukumba menekankan pentingnya menghadirkan narasi utuh sejarah pembuatan kapal pinisi. “Sejarah pembuatan kapal pinisi dari awal sampai finishing dan siap berlayar harus ditampilkan, termasuk teknik pembuatan tradisional, dari peralatan, ritual, dan sebagainya,” kata Bupati. Hal ini penting untuk menumbuhkan apresiasi publik terhadap teknologi warisan nenek moyang. “Ini yang penting, karena zaman dahulu belum ada peralatan canggih seperti sekarang. Bagaimana ceritanya kapal dengan tonase puluhan ton bisa dibuat dengan peralatan sederhana, tanpa crane dan peralatan berat lainnya,” tambahnya.
Festival Pinisi XV: Motor Penggerak Ekonomi dan Destinasi Wisata Nasional
Sejak pertama kali digelar pada tahun 2009, Festival Pinisi telah menjadi lebih dari sekadar perayaan seni dan budaya. Ia juga telah menjadi penggerak ekonomi lokal, terutama di sektor kerajinan, kuliner, homestay, dan transportasi wisata.
Dengan statusnya sebagai event nasional KEN 2025, Bulukumba memiliki momentum kuat untuk menegaskan identitasnya sebagai tanah lahir peradaban maritim Indonesia. Diharapkan, pengelolaan yang optimal akan menjadikan Festival Pinisi tidak hanya kebanggaan lokal, tetapi juga magnet bagi wisatawan mancanegara.*
Ikuti kami di :
IG : @disparpora.bulukumba
IG : @festival_pinisi
FB: Disparpora Bulukumba
Youtube : Disparpora Bulukumba
Tiktok : dispaprpora_bulukumba



No comment yet, add your voice below!